“Dan buku,” kata al-Jahiz dalam al-Hayawan-nya. “Adalah sesuatu yang–ketika kau memandangnya–akan memperpanjang kesenanganmu, mengasah perangaimu, meluaskan ucapanmu, memperelok tulisan jarimu, membaguskan pilihan katamu, membanggakan dirimu, memakmurkan dadamu, memberimu penghormatan dari orang awam, serta persahabatan para raja.”
Menulis buku juga adalah tradisi para ulama sejak kaum muslimin tahu cara membuat kertas pasca Pertempuran Talas (751 M/133 H). Sudah berbukit-bukit jilid buku yang mereka tulis hingga sekarang. Agak janggal rasanya, jika kita mendengar ada ulama besar zaman dahulu, tapi tidak menulis buku. Ingin turut menumpang gerbong mereka dalam memenuhi khazanah umat Islam bukanlah cita-cita yang aneh.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya,” sabda Nabi ﷺ. Menulis buku, dengan manfaat yang dipaparkan al-Jahiz, tentu bisa membawa kebaikan yang lebih besar ke sekitar, bahkan dunia.
Maka dari itu, saya juga ingin menulis buku saya sendiri. Di antaranya adalah berikut:
Sejarah Mesir Islam: Dari Era Penaklukan sampai Dinasti Fatimiyyah (18-362 H/638-972 M)
Buku ini menceritakan proses Islam masuk ke Mesir, juga bagaimana para pemimpin dinasti-dinasti muslim memerintah di Lembah Nil ini. Saya menulis buku ini bersama M. Luthfi Ridho dan M. Iqbal Nurul Awal.
Coming soon!
Masih ditulis, tunggu tanggal rilisnya!